Senin, 11 Mei 2015

Penyakit dan Kelainan pada Sistem Peredaran Darah (2)


Di blog sebelumnya ada 9 macam penyakit pada sistem peredaran darah. Sekarang ada beberapa gangguan pada sistem peredaran darah yang tak kalah menarik untuk diselidiki dan dipahami. berikut ini penjelasannya. Stay tune.

10. Thalassaemia

Thalassemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit turunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di Indonesia dan Italia. Talasemia terjadi ketika organ pembentuk eritrosit tidak mampu membentuk eritrosit dan hemoglobin. Enam sampai sepuluh dari setiap 100 orang Indonesia membawa gen penyakit ini. Kalau sepasang dari mereka menikah, kemungkinan untuk mempunyai anak penderita talasemia berat adalah 25%, 50% menjadi pembawa sifat (carrier) talasemia, dan 25% kemungkinan bebas talasemia. Sebagian besar penderita talasemia adalah anak-anak usia 0 hingga 18 tahun.


Gejala Thalasemia :
  1. Anemia
  2. Pembesaran limpa
  3. Fascies Cooley's (perubahan rongga sumsum sehingga menimbulkan penonjolan pada dahi dan penipisan pada tulang)

Klasifikasi Thalasemia :
  1. Thalasemia alfa (terjadi jika adanya kelainan sintesis globin alfa)
  2. Thalasemia beta (disebabkan karena penurunan sintesis rantai beta)

Untuk mencegah terjadinya talasemia pada anak, pasangan yang akan menikah perlu menjalani tes darah, baik untuk melihat nilai hemoglobinnya maupun melihat profil sel darah merah dalam tubuhnya. Peluang untuk sembuh dari talasemia memang masih tergolong kecil karena dipengaruhi kondisi fisik, ketersediaan donor dan biaya. Untuk bisa bertahan hidup, penderita talasemia memerlukan perawatan yang rutin, seperti melakukan tranfusi darah teratur untuk menjaga agar kadar Hb di dalam tubuhnya ± 12 gr/dL dan menjalani pemeriksaan ferritin serum untuk memantau kadar zat besi di dalam tubuh. Penderita talesemia juga diharuskan menghindari makanan yang diasinkan atau diasamkan dan produk fermentasi yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi di dalam tubuh.

11. Varises

Varises adalah keadaan dimana pembuluh vena mengalami perbesaran. Disebabkan karena pada pembuluh vena memiliki sekat yang digunakan untuk membuat arus darah menjadi satu arah dan darah tidak bisa kembali. tapi fungsi sekat tersebut mengalami penurunan sehingga vena melebar dan terjadilah varises.

Klasifikasi varises :
  1. Varises primer : varises yang berasal dari vena superfisial
  2. Varises sekunder : varises yang timbul akibat insufisiensi vena deep, inkompentensi vena perforating, atau akibat oklusi vena deep yang dapat menyebabkan dilatasi atau pembesaran dari vena superfisial.


Varises dapat terjadi di vena di daerah mana saja, namun paling banyak terjadi di Vena Safena di kaki dan percabangannya. Varises juga dapat terjadi di area anorektal yang dikenal sebagai Ambeyen (hemorrhoids), di esofagus (esophageal varices), dan spermatic cord (varikosel).

Faktor resiko varises :
  1. Adanya trauma secara langsung pada katup vena yang menyebabkan kerusakan 1 atau lebih katup.
  2. Terlalu lama berdiri.
  3. Kelebihan berat badan (overweight)
  4. Menumpangkan kaki saat duduk
  5. Memakai Pakaian yang terlalu mengompresi (ketat)


Dibawah ini ada beberapa pilihan terapi yang akan disarankan oleh dokter yaitu :
  1. Penggunaan stoking khusus (compression stocking)
  2. Skleroterapi
  3. Endovenous Laser Treatment (EVLT)
  4. Ligasi vena
  5. Vein Stripping
  6. Ambulatory Phlebectomy


12. Stroke

Stroke, atau cerebrovascular accident (CVA), adalah hilangnya fungsi-fungsi otak dengan cepat, karena gangguan suplai darah ke otak. Hal ini dapat terjadi karena iskemia (berkurangnya aliran darah) dikarenakan oleh penyumbatan (thrombosis, arterial embolism), atau adanya haemorrhage (pendarahan).

Karenanya, daerah yang terkena stroke tidak dapat berfungsi seperti seharusnya. Gejala-gejalanya termasuk: hemiplegia (ketidakmampuan untuk menggerakkan satu atau lebih anggota badan dari salah satu sisi badan, aphasia (ketidakmampuan untuk mengerti atau berbicara), atau tidak mampu untuk melihat salah satu sisi dari luas pandang (visual field).

Faktor-faktor yang meningkatkan resiko terjadinya stroke adalah: usia, tekanan darah tinggi, stroke sebelumnya, diabetes, kolesterol tinggi, merokok, atrial fibrillation, migraine dengan aura, dan thrombophilia (cenderung thrombosis). Dari semua faktor-faktor tersebut yang paling mudah dikendalikan adalah tekanan darah tinggi dan merokok.

Klasifikasi stroke :

  • Stroke Hemorragik
Dalam stroke hemorragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya. Pendarahan dapat terjadi di seluruh bagian otak seperti caudate putamen; talamus; hipokampus; frontal, parietal, dan occipital cortex; hipotalamus; area suprakiasmatik; cerebellum; pons; dan midbrain. Hampir 70 persen kasus stroke hemorrhagik menyerang penderita hipertensi. 
  • Stroke Iskemik
Dalam stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.

13. Jantung Koroner

Jantung koroner adalah rusaknya dinding pembuluh darah karena faktor resiko seperti radikal bebas yang terkandung dalam rokok dan polusi, kolesterol tinggi, hipertensi, diabetes, dan sebagainya. Jantung koroner sebenarnya adalah penyumbatan pembuluh darah oleh plak yang terjadi di jantung. Stroke dan Jantung koroner adalah gangguan yang mirip hanya berbeda orga yang diserang, jika stroke menyerang otak, sedangkan jantung koroner menyerang jantung.

Dampak penyakit jantung koroner :

  1. Gagal jantung
  2. Aritmia yaitu suatu bentuk perubahan pada irama normal jantung.


Seseorang yang beresiko tinggi mengidap jantung koroner, antara lain.

  1. Manula
  2. Seseorang dengan riwayat penyakit keluarga jantung koroner
  3. Seseorang yang menderita kolesterol tinggi
  4. Seseorang yang menderita hipertensi
  5. Seseorang yang mengidap diabetes
  6. Perokok pasif
  7. Penderita obesitas
  8. Seseorang dengan jam kerja tinggi


Gejala jantung koroner :

  1. Sakit di bagian dada, lengan, pundak, leher, rahang, dan punggung
  2. Sesak nafas


Pencegahan dan pengobatan :

  1. Menerapkan pola hidup sehat
  2. Tidak merokok
  3. Tidak stres
  4. Menghindari penyakit hipertensi/menjaga tekanan darah tetap normal
  5. Menghindari obesitas
  6. Olahraga yang rutin

14. Hipertensi

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kondisi medis kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Peningkatan ini menyebabkan jantung harus bekerja lebih keras dari biasanya untuk mengedarkan darah melalui pembuluh darah. Tekanan darah melibatkan dua pengukuran, sistolik dan diastolik, tergantung apakah otot jantung berkontraksi (sistole) atau berelaksasi di antara denyut (diastole). Tekanan darah normal pada saat istirahat adalah dalam kisaran sistolik (bacaan atas) 100–140 mmHg dan diastolik (bacaan bawah) 60–90 mmHg. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 140/90 mmHg atau lebih.

Hipertensi adalah faktor resiko utama untuk stroke, infark miokard (serangan jantung), gagal jantung, aneurisma arteri (misalnya aneurisma aorta), penyakit arteri perifer, dan penyebab penyakit ginjal kronik. Bahkan peningkatan sedang tekanan darah arteri terkait dengan harapan hidup yang lebih pendek. Perubahan pola makan dan gaya hidup dapat memperbaiki kontrol tekanan darah dan mengurangi resiko terkait komplikasi kesehatan. Meskipun demikian, obat seringkali diperlukan pada sebagian orang bila perubahan gaya hidup saja terbukti tidak efektif atau tidak cukup dan biasanya obat harus diminum seumur hidup sampai dokter memutuskan tidak perlu lagi minum obat. Seseorang yang pernah mengalami tekanan darah tinggi, pada kondisi normal dapat saja mengalami tekanan darah kembali dan ini yang harus diwaspadai, banyak kasus stroke terjadi pada saat seseorang lepas obat. Dan banyak orang tidak menyangka bahwa seseorang yang biasanya mengalami tekanan darah rendah suatu kali dapat juga mengalami tekanan darah tinggi. Oleh karena itu pengontrolan tekanan darah secara rutin mutlak dilakukan.

Pencegahan hipertensi :

  1. Menjaga berat badan normal (misalnya, indeks massa tubuh 20–25 kg/m2).
  2. Mengurangi asupan diet yang mengandung natrium sampai <100 mmol/ hari (<6 g natrium klorida atau <2,4 g natrium per hari). Banyak yang tidak menyadari bahwa makanan ringan dan juga mie instan banyak mengandung garam, demikian juga vetsin yang sebenarnya adalah monosodium glutamate, karena sodium sebenarnya adalah nama lain dari natrium.
  3. Melakukan aktivitas fisik aerobik secara teratur, misalnya jalan cepat (≥30 menit per hari, pada hampir setiap hari dalam seminggu).
  4. Batasi konsumsi alkohol tidak lebih dari 3 unit/hari pada laki-laki dan tidak lebih dari 2 unit/hari pada perempuan.
  5. Mengonsumsi makanan yang kaya buah dan sayuran (misalnya, sedikitnya lima porsi per hari).
Perubahan gaya hidup yang efektif dapat menurunkan tekanan darah setara dengan masing-masing obat antihipertensi. Kombinasi dari dua atau lebih perubahan gaya hidup dapat memberikan hasil lebih baik.

15. Hipotensi

Hipotensi atau tekanan darah rendah adalah keadaan ketika tekanan darah di dalam arteri lebih rendah dibandingkan normal dan biasa disebut dengan tekanan darah rendah. Tekanan darah untuk orang dewasa yang normal dan sehat adalah sekitar 120/80mmHg. Orang yang menderita hipotensi mempunyai tekanan darah yang kurang dari 90/60mmHg, menyebabkan terjadinya gejala seperti pusing dan pingsan. Pada kasus yang berat, tekanan darah yang rendah dapat mengancam keselamatan jiwa ketika darah yang tidak cukup mengandung oksigen dibawa ke otak.

Klasifikasi hipotensi :
  1. Hipotensi Ortostatik (turunnya tekanan darah secara tiba - tiba dikarenakan berdiri secara tiba - tiba)
  2. Hipotensi Postprandial (turunnya tekanan darah secara tiba - tiba dikarenakan setelah makan)
  3. Hipotensi karena syaraf (turunnya tekanan darah dikarenakan kesalahan sinyal otak karena adanya kesalahpahaman antara jantung dan otak)

Penyebab hipotensi :
Sebenarnya tekanan darah bisa berubah sepanjang hari, tergantung kepada kegiatan yang sedang dilakukan dan hal ini dianggap normal.
Ada banyak faktor yang menyebabkan tekanan darah seseorang rendah, seperti faktor usia, pengobatan, dan kondisi cuaca.
Cuaca udara yang lebih panas bisa membuat tekanan darah menurun. Orang yang sedang relaks atau rajin berolahraga juga umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah. Selain itu jika Anda baru saja makan, tekanan darah juga bisa menurun karena banyak darah yang akan mengalir menuju saluran pencernaan untuk mencerna dan menyerap makanan.
Tekanan darah pada siang dan malam hari pun berbeda. Biasanya pada siang hari tekanan darah akan meningkat, dan malam harinya akan lebih rendah.

16. AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome)

AIDS adalah sekumpulan gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Virusnya sendiri bernama Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan.

HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim, transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin, atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.

Tiga jalur utama (rute) masuknya virus HIV ke dalam tubuh ialah melalui hubungan seksual, persentuhan (paparan) dengan cairan atau jaringan tubuh yang terinfeksi, serta dari ibu ke janin atau bayi selama periode sekitar kelahiran (periode perinatal). Walaupun HIV dapat ditemukan pada air liur, air mata dan urin orang yang terinfeksi, namun tidak terdapat catatan kasus infeksi dikarenakan cairan-cairan tersebut, dengan demikian risiko infeksinya secara umum dapat diabaikan.

Sampai saat ini tidak ada vaksin atau obat untuk HIV atau AIDS. Metode satu-satunya yang diketahui untuk pencegahan didasarkan pada penghindaran kontak dengan virus atau, jika gagal, perawatan antiretrovirus secara langsung setelah kontak dengan virus secara signifikan, disebut post-exposure prophylaxis (PEP). PEP memiliki jadwal empat minggu takaran yang menuntut banyak waktu. PEP juga memiliki efek samping yang tidak menyenangkan seperti diare, tidak enak badan, mual, dan lelah.


17. Embolisme

Embolisme adalah penyumbatan pembuluh darah yang terjadi di berbagai bagian tubuh oleh embolus (zat asing) yang di bawa ke tempat tersebut oleh aliran darah. Salah satu embolus adalah trombus, yaitu gumpalan darah yang mudah terbentuk di dalam rongga aneurisma. Trombus yang rapuh ini dapat membentuk serpihan dan menimbulkan sumbatan di berbagai tempat, misalnya di jantung.apabila serangan ini terjadi penderita mendapat mengalami serangan jantung.


18. Diabetes Melitus


Diabetes Melitus atau penyakit Kencing Manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein, sebagai akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya dan/atau defisiensi transporter glukosa.

Glukosa adalah bukan gula biasa yang umum tersedia di toko atau pasar. Glukosa adalah karbohidrat alamiah yang digunakan tubuh sebagai sumber energi. Yang banyak dijual adalah sukrosa dan ini sangat berbeda dengan glukosa. Konsentrasi tinggi dari glukosa dapat ditemukan pada minuman ringan (soft drink) dan buah-buah tertentu. Kadar gula darah hanya menyiratkan kadar glukosa darah dan tidak menyatakan kadar fruktosa, sukrosa, maltosa dan laktosa (banyak pada susu). Yang bukan glukosa akan dirubah sebagian menjadi glukosa melalui proses yang bisa panjang tergantung jenisnya, karenanya mungkin tidak cepat menaikkan kadar gula darah. Buah selain memiliki glukosa juga memiliki fruktosa dengan komposisi yang berbeda-beda tergantung buahnya. Sukrosa termasuk cepat berubah menjadi glukosa, tetapi gula batu karena proses pembuatannya berbeda lebih baik dari gula pasir, sedangkan gula aren dan gula jawa jauh lebih baik bagi penderita diabetes.

Kadar glukosa pada darah dikendalikan oleh beberapa hormon. Hormon adalah zat kimia di dalam badan yang mengirimkan tanda pada sel-sel ke sel-sel lainya. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Ketika makan, pankreas membuat insulin untuk mengirimkan pesan pada sel-sel lainnya di tubuh. Insulin ini memerintahkan sel-sel untuk mengambil glukosa dari darah. Glukosa digunakan oleh sel-sel untuk pembuatan energi. Glukosa yang berlebih disimpan dalam sel-sel sebagai glikogen. Pada saat kadar gula darah mencapai tingkat rendah tertentu, sel-sel memecah glikogen menjadi glukosa untuk menciptakan energi.

Klasifikasi diabetes melitus :

  1. Diabetes melitus tipe 1, diabetes anak-anak (bahasa Inggris: childhood-onset diabetes, juvenile diabetes, insulin-dependent diabetes mellitus, IDDM) adalah diabetes yang terjadi karena berkurangnya rasio insulin dalam sirkulasi darah akibat hilangnya sel beta penghasil insulin pada pulau-pulau Langerhans pankreas. IDDM dapat diderita oleh anak-anak maupun orang dewasa.
  2. Diabetes melitus tipe 2 (bahasa Inggris: adult-onset diabetes, obesity-related diabetes, non-insulin-dependent diabetes mellitus, NIDDM) merupakan tipe diabetes melitus yang terjadi bukan disebabkan oleh rasio insulin di dalam sirkulasi darah, melainkan merupakan kelainan metabolisme yang disebabkan oleh mutasi pada banyak gen, termasuk yang mengekspresikan disfungsi sel β, gangguan sekresi hormon insulin, resistansi sel terhadap insulin yang disebabkan oleh disfungsi GLUT10 dengan kofaktor hormon resistin yang menyebabkan sel jaringan, terutama pada hati menjadi kurang peka terhadap insulin serta RBP4 yang menekan penyerapan glukosa oleh otot lurik namun meningkatkan sekresi gula darah oleh hati. Mutasi gen tersebut sering terjadi pada kromosom 19 yang merupakan kromosom terpadat yang ditemukan pada manusia.
  3. Diabetes melitus gestasional (bahasa Inggris: gestational diabetes, insulin-resistant type 1 diabetes, double diabetes, type 2 diabetes which has progressed to require injected insulin, latent autoimmune diabetes of adults, type 1.5" diabetes, type 3 diabetes, LADA) atau diabetes melitus yang terjadi hanya selama kehamilan dan pulih setelah melahirkan, dengan keterlibatan interleukin-6 dan protein reaktif C pada lintasan patogenesisnya. GDM mungkin dapat merusak kesehatan janin atau ibu, dan sekitar 20–50% dari wanita penderita GDM bertahan hidup.


Ada 4 pilar Pengendalian penyakit diabetes :

  1. Edukasi, pasien harus tahu bahwa penyakit diabetes tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan dan pengendalian harus dilakukan seumur hidup
  2. Makanan, jika input/masukan buruk, maka output/hasil akan buruk, demikian pula bila makan melebihi diet yang ditentukan, maka kadar gula darah akan meningkat
  3. Olahraga, diperlukan untuk membakar kadar gula berlebih yang ada dalam darah 
  4. Obat, hanya jika diperlukan, tetapi bila kadar gula darah telah turun dengan meminum obat, bukan berarti telah sembuh, tetapi harus konsultasi dengan dokter apakah tetap meminum obat dengan kadar yang tetap atau meminum obat yang sama dengan kadar yang diturunkan atau minum obat yang lain

Beberapa gangguan di atas merupakan sebagian dari gangguan sistem peredaran darah yang ada di dunia. Jika ingin tahu lebih lanjut bisa konsultasi ke dokter dan tanyakan cara pencegahannya agar kita tidak perlu mengidap gangguan - gangguan seperti yang telah dijelaskan di atas. Semoga kesehatan akan bersama kita selamanya. Amin.

Wasalamu'alaikum Wr. Wb.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Desing Downloaded From Free Website Templates | Free CSS Templates | Free PSD Graphics